Halaman

Selasa, 02 Februari 2010

Sejarah Satsisbara




SEJARAH SATSISBARA


1. Sejarah Paskibra Sekolah MTs Negeri Losarang

Satsisbara (Satuan Siswa Pengibar Bendera) merupakan organisasi ekstra kurikuler setara Paskibra Sekolah. Tugas utama anggota Satsisbara adalah mengibarkan bendera merah putih dengan baik dan benar. Selain itu, Satsisbara juga memiliki tugas mengembangkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia.
Sejarah pembentukan Satsisbara tidak lepas dari sejarah Paskibra Sekolah di MTs Negeri Losarang. Paskibra Sekolah di MTs Negeri Losarang dirintis pada tahun ajaran 2003/2004 oleh Galih Handika Purba (PPI 2003) dan Bpk. Warjani, S.Pd sebagai pembina. Jumlah anggota yang terlibat cukup banyak (sekitar 30-an orang), satu di antaranya adalah Karyadi, yang selanjutnya menjadi penerus Paskibra Sekolah. Belum genap satu tahun berjalan, kegiatan Paskibra menjadi fakum dan berhenti. Tahun berikutnya, Paskibra dirintis kembali. Namun masih tetap tidak menuai hasil maksimal. Paskibrapun kembali fakum.
Pada tahun 2005, ekstra kurikuler Paskibra kembali diadakan, dengan pelatih Kang Karyadi dan Kang Rusyanto serta Bpk. Kuncoro, S.Pd.I sebagai pembina. Jumlah anggota yang terlibat berjumlah xx orang dengan Akrom sebagai Palu (Pa Lurah) dan Sari Ayu Apriyani sebagai Bulu (Bu Lurah). Anggota-anggota tersebut dilantik tahun 2005, sehingga dikatakan angkatan 2005. Salah satu alumni angakatan 2005 berhasil menjadi anggota Paskibraka kabupaten Indramayu yaitu Galih Supangkat. Angkatan 2005 masih menggunakan nama Paskibra Sekolah sebagai nama pasukan/kesatuan.
Pada tahun ajaran 2005/2006, Paskibra MTs Negeri Losarang melahirkan generasi kedua. Pelatih dan pembina masih tetap sama. Jumlah anggota yang dilantik menjadi Paskibra adalah 18 orang, dengan Suratna sebagai Palu dan Siti Nurjanah sebagai Bulu. Angkatan ini (2006) diberi nama Pajarbara (Pasukan Pelajar Pengibar Bendera). Salah satu alumni Pajarbara kemudian berhasil menjadi Paskibraka Provinsi Banten, yakni Siti Nurjanah.
Pada tahun 2007, terjadi banyak perubahan dalam Paskibra Sekolah. Pembina Paskibra digantikan oleh Bpk. Rohmat, S.Ag dan salah satu pelatih (Rusyanto) digantikan oleh Kang Carmad. Jumlah anggota Paskibra angkatan 2007 adalah 13 orang denga Palu Roy Hermanto dan Bulu Faridatun Sa’diyah. Pada tahun ini Paskibra berhasil menorehkan prestasi dalam LGJ (Lomba Grak Jalan) yang diadakan oleh Depag. Pasukan lomba terdiri dari angkatan 2005 dan 2006, terdiri dari 2 kontingen (Putra-Putri). Kontingen putri berhasil meraih juara ke-2. Pada tahun ini pula nama Satsisbara pertama kali dikenalkan pada acara LKBB di SMK Negeri Losarang tanggal 1 April 2007. Pasukan lomba terdiri dari gabungan angkatan 2006 dan 2007 (status angkatan 2007 masih capas). Pada tahun ini, nama Paskibra sekolah masih dipakai, sedangkan Satsisbara adalah nama pasukan lomba (pasukan khusus).
Tahun ajaran 2007/2008, pelatih dan pembina masih seperti tahun sebelumnya. Pada tahun ini, nama Satsisbara kembali digunakan pada ajang LKBBI di SMK Muhammadiyah Jatibarang tanggal 20 April 2008. Tahun ini tidak terjadi pelantikan Paskibra karena kondisi yang tidak memungkinkan. Jumlah capas yang aktif adalah 13 orang dengan Palu Saefudin dan Bulu Dewitayanti. Namun, karena suatu masalah akhirnya Dewitayanti mengundurkan diri dan keluar dari Paskibra, digantikan oleh Siti Komariyah.
Tahun ajaran 2008/2009 pembina Paskibra diganti lagi oleh Bpk. Kuncoro, S.Pd.I. Pada tahun ini, anggota capas tidak stabil. Pada tahun ini pula, nama Satsisbara diresmikan sebagai nama organisasi pengganti Paskibra Sekolah. Pada saat pelantikan (kemah terpadu Paskibra, PMR dan Pramuka) tanggal 19 – 21 Juni 2009, jumlah anggotanya adalah 10, terdiri dari 3 putri dan 7 putra. Yang menjabat sebagai palu adalah Rustono dan bulu Lina Agustin.

2. Sejarah Satsisbara



Rintisan awal Satsisbara bermula dari kegiatan Lomba Keterampilan Baris-Berbaris (LKBB) yang diadakan di SMK N Losarang. Dalam peraturan lomba, setiap pleton diharuskan menggunakan nama kesatuan masing-masing sekolah. Untuk itu, segenap keluarga Paskibra MTs Negeri Losarang berdiskusi untuk menentukan nama kesatuan lomba tersebut. Salah seorang pelatih mengajukan nama Satsisbara, Resisbara, Jalabara dan Kobra . Akhirnya, keputusan hasil diskusi itu menetapkan nama Satuan Siswa Pengibar Bendera (Satsisbara) sebagai nama dari pleton yang dikirim untuk lomba. Sejak saat itu, pleton lomba MTs Negeri Losarang dinamakan Satsisbara.
Pada awal terbentuknya, Satsisbara menggunakan logo berupa bunga teratai berwarna hitam dikelilingi oleh rangkaian belah ketupat-lingkaran yang berwarna hijau. Sebagai dasar, digunakan simbol perisai berlatar warna merah-ungu yang menyilang diagonal.
Tahun 2009, PPI Kabupaten Indramayu merekomendasikan kepada semua Paskibra Sekolah agar nama Paskibra Sekolah dan logonya diubah menurut satuan masing-masing sekolah. Hal ini dikarenakan nama dan lambang Paskibra sudah dipatenkan oleh PPI Nasional, sehingga selain PPI tidak diperkenankan mengguanakan nama Paskibra maupun logo bunga teratai sebagai lambang organisasi. Karena hal itu, Satsisbara yang semula merupakan nama pleton lomba ditetapkan menjadi nama organisasi ekstra kurikuler menggantikan Paskibra sekolah (Paskibra MTs Negeri Losarang). Lambang yang semula menggunakan bunga teratai diganti menggunakan kitab dan pena berlatar bintang segi delapan berwarna hitam.

2. ARTI LAMBANG SATSISBARA


Lambang yang digunakan sebagai simbol kesatuan adalah kitab – pena berlatarkan bintang segi delapan yang berada dalam perisai berwarna merah – ungu yang menyilang diagonal. Arti dari lambang tersebut adalah:
a. Perisai berwarna merah – ungu: sikap berani dan mandiri serta suci / tulus. Artinya, setiap anggota satsisbara harus membentengi diri dengan sikap tersebut agar kelak berguna bagi masyarakat dan diri pribadi.
b. Bintang segi delapan berwarna hitam: delapan arah mata angin. Artinya, anggota satsisbara berasal dari segala penjuru tanpa membedakan status sosial. Warna hitam melambangkan ketegasan yang harus dimiliki oleh setiap anggota.
c. Kitab berwarna hijau: Al-Qur’an. Artinya, segala tingkah laku dan kegiatan anggota harus sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis. 8 buah garis pada kitab melambangkan bulan diresmikannya Satsisbara (Agustus 2009). Warna hijau melambangkan kreatifitas anggota Satsisbara.
d. Pena menyilang: Siswa yang disiplin dan bersatu. Artinya, anggota Satsisbara adalah siswa MTs Negeri Losarang yang harus menjunjung kedisiplinan dalam segala hal, tidak terbatas pada kegiatan Satsisbara semata. Juga harus bisa menjaga persatuan antar anggota. Warna merah-putih melambangkan jiwa cinta tanah air Indonesia.