Halaman

Minggu, 24 Juli 2011

Materi kuliah zologi vertebrata: Reptilia

REPTILIA

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan peru-paru.
Ciri umum kelas ini adalah
• Seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik, dapat mengelupas total (Sub-ordo Ophidia), sebagian (Sub-ordo Lacertilia) dan tidak mengelupas (Ordo Chelonia dan Crocodilia)
• Umumnya tetrapoda (kecualli serpentes dan sebagian lacertilia), memiliki 5 jari (pentadactylus) dan setiap jarinya bercakar.
• Rangka pada reptilia mengalami osifikasi sempurna
• bernafas dengan paru-paru.
• Jantung memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel.
• Poikiloterm (berdarah dingin). Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari.
• Terdapat dua tipe kloaka, yaitucelah melintang (Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia) dan celah membujur (Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia)
• Terdapat sistem gigi susu dan dewasa
Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang dilengkapi telinga luar atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak berkembang. Mata pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang tidak memiliki kelopak mata. Kelopak mata pada reptil ada yang dapat digerakkan dan ada yang tidak dapat digerakkan dan ada juga yang berubah menjadi lapisan transparan.
Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo Crocodilia dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, bebepapa anggota Ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia.
Kelas reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara) Testudinata / Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).

Ordo : Testudinata/Chelonia
Subordo : Pleurodira
Familia Chelidae, Familia Pelomedusidae, Podocnemydidae
Subordo : Cryptodira
Super Familia : Testudinoidea
- Familia Emydidae, Familia Testudinidae,
Super Familia : Trionychoidea
- Familia Carettochelydae, Familia Dermatemydidae, Familia Kinosternidae, Familia Trionychidae.
Super Familia : Chelonioidea
- Familia Cheloniidae, Familia Dermochelydae
Familia Chelydridae, Familia Platysternidae,
Subkelas : Diapsida
Infrakelas : Lepidosauria
Ordo : Rhynchocephalia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes/Ophidia
Familia Acrochordidae, Familia Elaphidae, Familia Pythonidae, Familia Crotalidae, Familia Xenopeltidae, Familia Cylindrophiidae, Familia Viperidae, Familia Colubridae, Familia Typhlopidae, Familia Boidae, Familia Hydropiidae,
Subordo : Lasertilia/Sauria
Familia Gekkonidae, Familia Pygopodidae, Familia Iguanidae, Familia Familia Agamidae, Familia Chamaeleonidae, Familia Scincidae, Familia Helodermatidae, Familia Varanidae
Subordo : Amphisbaenia
Familia Amphisbaenidae, Familia Bipedidae, Familia Rhineuridae, Familia Trogonophidae
Infrakelas : Archosauria
Ordo : Crocodilia
Familia Crocodilidae, Familia Gavialidae, Familia Alligatoridae
(Pough et.al, 1996; Iskandar, 2000; Rodrigues, 2002)

dikutip dari berbagai sumber

Materi kuliah zologi vertebrata: Amphibia

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. ( Zug, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986)
Adapun ciri-ciri umum anggota amphibia adalah sebagai berikut:
1. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus, kecuali pada apoda yang anggota geraknya terduksi.
2. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang pada ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus sp.
3. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil ( biasanya beracun).
4. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru.
5. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan tympanum.
6. Sistem peredaran darah tertutup, Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium)
7. Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum.
8. Merupakan hewan poikiloterm (berdarah dingin)
9. Fertilisasi eksternal
Sistematika
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Caecilia), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah).
1. Ordo Caecilia ( Gymnophiona)
Ciri-ciri:
- Tidakak mempunyai kaki (Apoda).
- Tubuh menyerupai cacing (gilig), memiliki lipatan seperti cincin, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi.
- Mempunyai kulit yang kompak, memilliki sisik dari kalsik
- Mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.
- Terdapat tentakel pada bagian anterior yang fungsinya sebagai organ sensory.
- Tengkoraknya kuat dengan moncong meruncing
- Bernafas dengan insang (vase larva). Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik.
- Fertilisasi secara internal, terdapat organ kopulasi jantan yang disebut phallodeum
Secara taksonomis sesilia dibagi menjadi 6 familia. Jumlah spesies adalah rata-rata dan banyak dari spesies ini diidentifikasi hanya berdasarkan satu spesimen. Hampir pasti bahwa tidak semua spesies telah dideskripsikan, dan bahwa beberapa spesies yang dideskripsikan di bawah sebagai spesies berbeda mungkin dipadukan menjadi satu spesies pada pengklasifikasian ulang nanti.
• Sesilia Berparuh (Rhinatrematidae) - 2 genera, 9 spesies
• Sesilia ikan (Ichthyophiidae) - 2 genera, 39 spesies
• Sesilia India (Uraeotyphlidae) - 1 genus, 5 spesies
• Sesilia Tropis (Scolecomorphidae) - 2 genera, 6 spesies
• Sesilia Akuatik (Typhlonectidae) - 5 genera, 13 spesies
• Sesilia Umum (Caeciliidae) - 26 genera, 99 spesies
F amili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.
2. Ordo Urodela (caudata)
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa. (Pough et. al, 1998)
Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae. ( Pough et. al., 1998)
3. Ordo Proanura
Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan telah punah. Anggota-anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva dan hanya sedikit saja yang menunjukkan perkembangan ke arah dewasa. Ciri-ciri umumnya adalah mata kecil, tungkai depan kecil, tanpa tungkai belakang, kedua rahang dilapisi bahan tanduk, mempunyai 3 pasang insang luar dan paru-paru mengalami sedikit perkembangan. Amphibi ini tidak menunjukkan adanya dua bentuk dalam daur hidupnya. (Duellman and Trueb, 1986)
4. Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. (Duellman and Trueb, 1986)
Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu:
Ascaphidae, Leiopelmatidae, Bombinatoridae
Discoglossidae, Pipidae, Rhinophrynidae,
Megophryidae, Pelodytidae, Pelobatidae,
Allophrynidae, Bufonidae, Branchycephalidae,
Centrolenidae, Heleophrynidae, Hylidae,
Leptodactylidae, Myobatrachidae, Pseudidae,
Rhinodermatidae, Sooglossidae, Arthroleptidae,
Dendrobatidae, Hemisotidae, Hyperoliidae,
Microhylidae, Ranidae, Rachoporidae,
( Pough et. al.,1998)
Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae. Adapun penjelasan mengenai kelima famili tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis melebar. Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Famili ini terdiri dari 18 genera dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan Leptophryne borbonica. ( Eprilurahman, 2007 )
b. Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada umumnya famili ini berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan kurang lincah. Gelang bahu bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu terdapat alat mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun contoh spesies anggota famili ini adalah Megophrys montana dan Leptobranchium hasselti. ( Eprilurahman, 2007)
c. Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar. Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana. ( Eprilurahman, 2007 )

d. Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya, tapi beberapa genus tidak mempunyai gigi. Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal. Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina. ( Eprilurahman, 2007)
e. Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yang kasar, tapi kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan fertilisasi secara eksternal. ( Eprilurahman, 2007)
Habitat dan Persebaran
Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai vertebrata yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub tropis, termasuk di seluruh indonesia.
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
Reproduksi
Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada anura ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak jantan yang berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap erat tubuh betina yang lebih besar. Perilaku tersebut bermaksud untuk menekan tubuh betina agar mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amplexus bisa terjadi antara satu betina dengan 2 sampai 4 pejantan di bagian dorsalnya dan sering terjadi persaingan antar pejantan pada musim kawin. Siapa yang paling lama bertahan dengan amplexusnya, dia yang mendapatkan betinanya. Amphibi berkembang biak secara ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar, yaitu beberapa anggota ordo apoda. (Duellman and Trueb, 1986)
(diolah dari berbagai sumber)

Sabtu, 23 Juli 2011

Ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)

Chondrichthyes memiliki tulang kartilago cranium sempurna, organ pembau dan kapsul optik tergabung menjadi satu. Kartilago palate-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Kelas Chondrichthyes yaitu ikan-ikan yang kerangkanya berupa tulang rawan dan sesungguhnya tulang rawan ini bukan menunjukkan keprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder.
Ciri-ciri dari Chondrichthyes diantaranya yaitu :
a) Rangka tulang rawan
b) Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak bersisik
c) Celah insang ada satu pasang, lima pasang dan tujuh pasang
d) Letak celah insang lateral dan ventral
e) Mulut terletak pada sisi ventral
f) Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak
g) Sirip berpasangan
h) Tidak memiliki gelembung udara
i) Lubang hidung sepasang.
Kelas ini mencakup 2 sub kelas yaitu Elasmobranchi yang dibedakan atas ordo Squaliformes dan ordo Rajiformes, serta subkelas Holecephali. Ordo Squaliformes mencakup semua jenis ikan hiu sedangkan ordo Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari. Terdapat beberapa perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal letak celah insang, perlekatan sirip dada dan wujud dari ekornya. Subkelas Holocephali mencakup jenis ikan langka yang disebut ikan tikus. Ikan ini tidak mirip dengan ikan hiu ataupun ikan pari dalam hal bentuk tubuh dan jumlah celah insangnya.

Materi kuliah zologi vertebrata: ZOOGEOGRAFI

Zoogeografi adalah cabang ilmu biogeografi yang mempelajari hal ihwal penyebaran hewan di muka bumi.
Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Zoogeografi
• Faktor Tekanan
Tekanan dapat disebabkan oleh padatnya populasi. Tersedianya makanan yang melimpah ruah dan ruang (teritorial) yang luas menyebabkan sebagian organisme melakukan migrasi (pindah) untuk menghindari kompetisi, terutama kompetisi intraspesies.
• Faktor Transportasi
Transportasi baik berupa transportasi darat, laut dan udara dapat menjadi sarana suatu kelompok hewan untuk menempati suatu wilayah baru. Misalnya melalui kapal laut, kelompok tikus dapat berpindah dari satu pulau ke pulau lain.
• Faktor Perdagangan Satwa
Jual beli satwa antar pulau atau antar benua merupakan salah satu penyebab terjadinya persebaran hewan di dunia.
• Faktor Rusaknya Habitat/ Ekosistem Asal
Rusaknya habitat/ekosistem asal dapat disebabkan oleh bencana alam (gunung meletus, banjir badang, angina putting beliung, dll). Dengan rusaknya habitat/ekosistem asal maka memaksa hewan yang selamat untuk mencari habitat baru.
• Faktor Tersedianya Makanan
Makanan yang semakin berkurang karena berbagai sebab dapat mendorong sebagian besar populasi bermigrasi untuk menghindari bencana kelaparan.
• Faktor Predator
Serangan dari populasi predator ganas dapat mendorong populasi mangsa untuk bermigrasi menjauh (menyelamatkan diri).
• Faktor Parasit
Parasit dapat menyebabkan sebagian populasi yang masih sehat bermigrasi menjauh.
• Faktor Penyakit
Penyakit ganas dapat menyebabkan wabah sehingga menyebabkan sebagian populasi yang sehat bermigrasi untuk menyelamatkan diri.
• Faktor Kompetitor
Saingan yang diperoleh dari populasi kompetitor yang terlalu kuat dan dominan menjadi pendorong populasi yang kalah bermigrasi menyingkir.
• Faktor Iklim
Perubahan iklim berkala yang sangat ekstrim mendorong populasi yang tidak mampu beradaptasi tetapi mempunyai daya jelajah yang sangat tinggi untuk bermigrasi ke daerah yang lebih sesuai untuk hidupnya. Misalnya pada daerah yang memiliki 4 musim, pada musim dingin, bangsa burung melakukan migrasi.
• Faktor Manusia
Eksploitasi habitat yang dilakukan manusia secara membabi buta seperti penebangan hutan secara liar dapat menyebabkan rusaknya ekosistem suatu populasi. Hal tersebut memacu hewan untuk keluar dari hutan seperti ke perkampungan penduduk.
• Faktor Mencari Pasangan
Pada saat musim kawin, hewan jantan yang mengalami ekstrus (birahi) akan pergi ke tempat/ daerah yang terdapat hewan betina untuk melakukan kopulasi (perkawinan)
• Faktor Jembatan/ Teruzan
Jembatan penghubung antar pulau ataupun teruzan antar benua dapat menjadi sarana bagi hewan untuk melakukan migrasi terutama bagi hewan darat.
• Faktor Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat berupa pencemaran air, udara, maupun tanah. Pencemaran dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan yang berbahaya bagi kelangsungan hidup hewan di daerah tersebut. Sehingga memacu hewan untuk mencari tempat yang tidak tercemar.
• Faktor Potensi Berbiak yang Tinggi
Daya dukung lingkungan pada daerah asal tidak memungkinkan hewan untuk berbiak secara optimal. Untuk itu, hewan akan mencari tempat baru yang mendukung untuk berbiak secara optimal.
• Faktor Ruang di Tempat Asal
Ruang/ daerah territorial di tempat asal yang semakin menyempit mendorong hewan untuk mencari daerah territorial yang lebih luas.
Menurut walace (1876) Zoogeografi terbagi menjadi:
1. NEOTROPICAL, Meliputi Mexico Selatan, tengah, dan Selatan Amerika, Chili, Brazilia, Barat India, dan Kepulauan Galapagos.
ex: Lhama, Armadilos, Kelinci, Kelelawar, Tinamous, Alpaca, Peccaries, Anteater, Reas, dan sebagainya.

2. ORIENTAL, Meliputi Srilangka, India, China Selatan, Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand.
ex: Orang Utan, Gajah, Babi, Kancil, Buaya, Ular, Kura-kura.

3. NEARCTIC, Meliputi Amerika Utara, Kanada, California, Greenland, dan Mexico Tengah.
ex: Kambing Gunung, Pronghornantelop, Caribou, Muskrat, Kalkun, Jungko, Tupai.

4. AUSTRALIAN, Meliputi seluruh daratan Australia, New Zealand, Papua New Guinea.
ex: Kanguru, Koala, Kuskus, Wombat, Tupai, Kasuari, Kiwi, Ular, Burung Emu, dan sebagainya.

5. PALEARCTIC, Meliputi Eropa, China bagian utara, Rusia, Afrika Utara, Prancis.
ex: Yedgehog, Beruang, Kijang, Ajag, Aneka Burung, Magpies, Moles, Robin

6. ETHIOPIAN, Meliputi daratan Afrika, Arab, Madagaskar, dan Mariatius.
ex: Gorila, Simpanse, Gajah Afrika, Badak, Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Antelop, Unta, Elang, Lemur, dan sebagainya.

Persebaran Fauna Di Indonesia

Pembagian ini ada hubungannya dengan sejarah Geologi terbentuknya Kepulauan di Indonesia.
1. Indonesia Bagian Barat (Asiatis), meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.
ex: Orang Utan, Gajah, Banteng, Kancil, Kerbau, Badak, Harimau, Kijang, Siamang, Tapir, Trenggiling, Jalak Bali, Merak, Buaya, Pesut, dan sebagainya.
• Antara Fauna Asiatis dan Austral-Asiatis dibatasi oleh: Garis Wallacea

2. Indonesia Bagian Tengah (Austral-Asiatis/ Peralihan), meliputi Sulawesi, Maluku, NTB, NTT, Kepulauan Sangihe, Pulau Buru.
ex: Anoa, Babirusa, Biawak, Komodo, Kuda, Katak Pohon/ terbang, Burung Maleo, Kakatua Jambul Kuning, Nuri, Soa-soa, Rangkong, Tarsius, dan sebagainya.
• Antara Fauna Austral-Asiatis dan Australis dibatasi oleh: Garis Weber

3. Indonesia Bagian Timur (Australis), meliputi Papua, Kepulauan Aru, Pulau Seram
ex: Kasuari, Kakatua Jambul Merah dan Putih, Cenderawasih, Kanguru Pohon, Tikus dan Musang Berkantung, Kuskus, Walaby, Opsum, Nokdiak, Buaya dan sebagainya.

Istilah-istilah Tingkah Laku Fauna:
• Aboreal: Binatang yang mempunyai kebiasaan mencari makanannya di pepohonan
• Terestrial: Binatang yang mempunyai kebiasaan mencari makanannya di daratan/ tanah
• Nokturnal: Binatang yang mempunyai kebiasaan aktif pada malam hari
• Diurnal: Binatang yang mempunyai kebiasaan aktif pada siang hari
(dikutip dari berbagai sumber)

Rabu, 20 Juli 2011

Download SMADAV 2011 Versi 8.6

Setelah versi 8.5 pada beberapa bulan lalu, kini SMADAV telah merilis versi terbarunya, yaitu versi 8.6. Pada versi ini, terdapat beberapa pembaruan (update) antara lain:
- Penambahan database 100 virus baru
- Penyempurnaan Smadav-Updater untuk update otomatis database
- Pendeteksian khusus untuk virus Ramnit & Sality pada USB Flash Disk
- Penyempurnaan fitur Smad-Lock agar folder autorun.inf dapat dihapus manual
- Perbaikan kesalahan pendeteksian pada beberapa filePenambahan database 100 virus
Nah, buat para smadaver (pengguna anvir SMADAV), silakan kunjungi situs resminya di http://www.smadav.net atau bisa langsung download di sini.
Yups, semoga bermanfaat.

Jumat, 08 Juli 2011

Download artav antivir Indonesia

Artav antivirus adalah antivirus lokal yang cukup bagus untuk digunakan. Artav memiliki beberapa kelebiha. Selain ringan, aplikasi ini mampu untuk mendeteksi virus-virus lokal dan variannya, serta beberapa virus asing. untuk download, silakan kunjungi situs resminya di http://www.artav-antivirus.com/ atau silakan langung download di sini atau disini (link langsung)

carmad86: DOWNLOAD PCMAV VALHALLA 5.3 (JULI 2011)

carmad86: DOWNLOAD PCMAV VALHALLA 5.3 (JULI 2011)

DOWNLOAD PCMAV VALHALLA 5.3 (JULI 2011)

Bersamaan dengan terbitnya majalah PC Media 07/2011, maka antivirus PCMAV juga telah hadir. Kali ini PCMAV Valhalla versi 5.3 telah disempurnalan dari versi sebelumnya, dengan tambahan database 11 varian virus ramnit dan beberapa tambahan lainnya.
APA YANG BARU?/CHANGE-LOG

* UPDATED! Ditambahkan database pengenal dan pembersih 119 virus lokal/asing/varian baru yang dilaporkan menyebar di Indonesia. Total 4350 virus beserta variannya.

* ADDED! Removal engine khusus untuk membersihkan secara tuntas virus Ramnit.A sampai Ramnit.K (11 varian), dan FontPorn yang menyebar luas di Indonesia.
* ADDED! Penambahan pendeteksian terhadap file shortcut yang memiliki target yang berpotensi berbahaya.

* IMPROVED! Perubahan nama virus mengikuti varian baru yang ditemukan.

* IMPROVED! Perbaikan beberapa minor bug dan improvisasi kode internal untuk memastikan bahwa PCMAV tetap menjadi antivirus kebanggaan Indonesia.

Bagi yang udah punya majalahnya, selamat mencoba. tapi bagi yang belum punya, dapat download PCMAV 5.3 di sini